| 0 komentar ]

Seorang muda dari tubuh yang kuat, lemah karena lapar, duduk di porsi walker tentang jalan yang membentang tangannya ke semua orang yang lewat, mengemis dan mengulang tangannya ke semua orang yang lewat, mengemis dan mengulang lagu sedih kekalahan dalam hidup, sementara menderita kelaparan dan dari penghinaan.
Ketika malam datang, bibir dan lidahnya yang kering, sementara tangannya masih sebagai kosong karena perutnya.
Dia mengumpulkan dirinya dan pergi keluar dari kota, di mana ia duduk di bawah sebuah pohon dan menangis tersedu-sedu. Lalu ia mengangkat matanya bingung ke surga sementara kelaparan sedang makan di dalam, dan ia berkata, "Oh Tuhan, aku pergi kepada orang kaya dan meminta kerja, tapi ia berbalik saya pergi karena keburukan saya, saya mengetuk pintu sekolah , tapi dilarang pelipur lara karena aku dengan tangan kosong;. saya mencari pekerjaan apa saja yang akan memberi saya roti, tapi semua sia-sia Dalam keadaan putus asa aku bertanya sedekah, tapi Mereka penyembah melihat saya dan berkata, "Ia adalah kuat dan malas, dan ia tidak boleh mengemis. "
"Oh Tuhan, itu adalah kehendak-Mu bahwa ibu saya melahirkan kepada saya, dan sekarang bumi menawarkan kembali ke Anda sebelum Akhir."
Ekspresinya kemudian berubah. Dia bangkit dan matanya kini bersinar dalam penentuan. Dia gaya tongkat tebal dan berat dari cabang pohon, dan menunjuk ke arah kota, berteriak, "tanyaku untuk roti dengan segala kekuatan suaraku, dan ditolak. Bukan saya akan mendapatkan itu dengan kekuatan saya otot! saya meminta roti atas nama belas kasihan dan cinta, tetapi manusia tidak mengindahkan aku akan mengambil sekarang atas nama kejahatan!. "
Tahun-tahun berlalu diberikan pemuda perampok, pembunuh dan perusak jiwa; ia menghancurkan semua orang yang menentang dia, ia mengumpulkan kekayaan yang luar biasa dengan yang ia memenangkan dirinya kepada mereka yang berkuasa. Ia dikagumi oleh rekan, iri oleh pencuri lainnya, dan ditakuti oleh orang banyak.
kekayaan-Nya dan posisi palsu menang pada Emir untuk menunjuk dia wakil di kota tersebut - proses menyedihkan dikejar oleh gubernur tidak bijaksana. Pencurian itu kemudian disahkan; penindasan didukung oleh otoritas; menghancurkan yang lemah menjadi biasa, kerumunan kari dan memuji.
Demikianlah sentuhan pertama dari keegoisan manusia yang membuat penjahat rendah hati, dan membuat pembunuh dari bani damai, sehingga tidak keserakahan awal kemanusiaan tumbuh dan menyerang kembali pada kemanusiaan seribu kali lipat!

Facebook Comment Sharing

0 komentar

Posting Komentar